Latest Music :
Home » , » Rusia Dalangi Peretasan Terhadap Ratusan Perusahaan di Dunia

Rusia Dalangi Peretasan Terhadap Ratusan Perusahaan di Dunia

Saturday, February 8, 2014 | 0 comments

Jakarta - Kelompok peretas Rusia dan yang berafiliasi dengan pemerintah negara itu telah berhasil menyusup ke jaringan komputer perusahaan-perusahaan energi di Eropa, Amerika Serikat, dan Asia, demikian diungkap sebuah laporan yang dirilis Rabu (22/1).
Menurut laporan CrowdStrike, perusahaan penyedia keamanan siber, para peretas itu bergerak dalam operasi sistematis, yang dinamakan operasi "beruang energik" dan menyasar ribuan perusahaan di lebih dari 23 negara.
Sejauh ini Tiongkok yang selalu dituding sebagai pihak yang berada di belakang operasi peretasan yang bertujuan untuk mencuri kekayaan intelektual dan mengambil keuntungan ekonomi. Tahun lalu Mandiant, sebuah perusahaan keamanan siber, misalnya merilis laporan tentang operasi para peretas Tiongkok dengan nama sandi APT1. Selain itu, pada November 2013, pemerintah AS menuding pemerintah Tiongkok meretas perusahaan-peretasan - tudingan yang selalu ditepis oleh Beijing.
Tetapi kali ini, menurut CrowdStrike, adalah Rusia yang menjadi dalang dalam peretasan bermotif ekonomi. Rusia memang diketahui kerap menjadi tempat bersembunyi para peretas yang menyasar kartu kredit. Para peretas Rusia juga pernah dilaporkan menyerang Estonia, dalam peristiwa yang disebut sebagai perang siber pertama di dunia.
"Ini adalah pertama kalinya, dari sekian lama, kami melihat satu bukti pertama aktvitas Rusia (dalam peretasan bermotif ekonomi)," kata Adam Meyers, salah satu wakil presiden CrowdStrike.
Menurut dia sangat sukar untuk mengidentifikasi orang di balik serangan siber yang sangat rumit - dan perusahaan Meyers memang menolak untuk menuding pihak tertentu - tetapi dalam kasus ini para pakar di CrowdStriker yakin mereka menemukan penjahat yang tepat.
Meski CrowdStrike enggan membocorkan nama atau rincian lain tentang pihak di balik operasi itu, tetapi mereka yakin pemerintah Rusia terlibat dalam serangan itu.
Menurut Meyers, peretas yang bekerja untuk pemerintah tertentu cenderung beroperasi pada jam kerja kantoran, dari jam 9 sampai jam 5. Menurut penelitian CrowdStrike, yang berlangsung selama dua tahun, ia melihat meningkatnya aktivitas peretasan yang berlangsung selama jam-jam kerja waktu Moskwa.
Dengan kata lain, ujar dia, para peretas yang terlibat dalam operasi itu bekerja pada jam kantoran para pegawai negeri di Rusia. Tetapi bukan hanya jam kerja para peretas yang menjadi indikator.
Perusahaan yang menjadi target juga sesuai dengan "karakter" musuh-musuh Rusia atau menurut laporan itu target-target Rusia adalah perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor energi.
Para peretas itu menyasar pemerintah-pemerintah Eropa, kontraktor-kontraktor pertahanan, dan perusahaan energi di seluruh dunia. Mereka mencari dan mencuri kekayaan intelektual, rahasia-rahasia dagang, dan data yang bisa membantu operasi diplomatik Rusia dalam hal sumber daya energi.
Mereka melalukan peretasan dengan menyusupkan spyware yang bisa dikendalikan dari jauh (RATs) ke sejumlah website yang diduga akan dikunjungi oleh para calon korban. CrowdStrike juga mengatakan teknik yang digunakan sangat rumit, sama seperti yang digunakan oleh para peretas Tiongkok.

Share this article :

No comments:

Post a Comment

 
Support : Chandra Optiandi || STMIK Amikom Yogyakarta
Copyright © 2014. Welcome,Reader! - All Rights Reserved
Template Modify By : Chandra Optiandi
Proudly Powered By : Blogger