(ilustrasi)
London - Tim peneliti keamanan internet menemukan sekitar 300 ribu perangkat router di seluruh dunia terkena serangan peretas. Seperti apa?
Para peneliti dari Team Cymru mengatakan, 300 ribu perangkat router yang terkena serangan peretas itu kebanyakan bermerek D-Link, Micronet, Tenda, dan TP-Link. Jenis router ini kerap dipergunakan di rumahan atau sejumlah kantor kecil.
Menurut Team Cymru, berbagai teknik digunakan oleh para peretas ini untuk melakukan perubahan pada server Domain Name System (DNS) yang kemudian digunakan untuk menerjemahkan nama domain rumahan menjadi alamat IP (Internet Protocol) komputer yang digunakan untuk mencari web server mereka.
Mengutip Arstechnica, peretas telah terindikasi masuk dan melakukan permintaan pemalsuan pada Cross-Site Request Forgery (CSRF) yang memungkinkan mereka menginjeksi password kosong ke antarmukawebsite yang menggunakan router TP-Link.
Teknik serangan ini diindikasikan termasuk dalam salah satu cara yang memungkinkan perubahan password WPA/WPA2 wireless dan pengaturan lainnya dari jarak jauh.
Beberapa negara yang mengalami serangan ini adalah India, Vietnam, Kolombia, Thailand, dan Italia. Negara lainnya pun tampaknya hanya siap-siap menunggu giliran.
Meski serangan peretas itu hanya terjadi pada router, bukan pada komputer sasaran, namun hal tersebut bisa jadi masalah besar jika tidak segera ditanggulangi.
Sebagai antisipasi awal, Team Cymru mengaku telah menghubungi pihak terkait, terutama penyedia alamat IP di mana serangan tersebut terjadi.
Para peneliti dari Team Cymru mengatakan, 300 ribu perangkat router yang terkena serangan peretas itu kebanyakan bermerek D-Link, Micronet, Tenda, dan TP-Link. Jenis router ini kerap dipergunakan di rumahan atau sejumlah kantor kecil.
Menurut Team Cymru, berbagai teknik digunakan oleh para peretas ini untuk melakukan perubahan pada server Domain Name System (DNS) yang kemudian digunakan untuk menerjemahkan nama domain rumahan menjadi alamat IP (Internet Protocol) komputer yang digunakan untuk mencari web server mereka.
Mengutip Arstechnica, peretas telah terindikasi masuk dan melakukan permintaan pemalsuan pada Cross-Site Request Forgery (CSRF) yang memungkinkan mereka menginjeksi password kosong ke antarmukawebsite yang menggunakan router TP-Link.
Teknik serangan ini diindikasikan termasuk dalam salah satu cara yang memungkinkan perubahan password WPA/WPA2 wireless dan pengaturan lainnya dari jarak jauh.
Beberapa negara yang mengalami serangan ini adalah India, Vietnam, Kolombia, Thailand, dan Italia. Negara lainnya pun tampaknya hanya siap-siap menunggu giliran.
Meski serangan peretas itu hanya terjadi pada router, bukan pada komputer sasaran, namun hal tersebut bisa jadi masalah besar jika tidak segera ditanggulangi.
Sebagai antisipasi awal, Team Cymru mengaku telah menghubungi pihak terkait, terutama penyedia alamat IP di mana serangan tersebut terjadi.
No comments:
Post a Comment