Latest Music :
Home » , , » Perbedaan Produk Resmi, Grey Market, Black Market & Palsu

Perbedaan Produk Resmi, Grey Market, Black Market & Palsu

Saturday, March 29, 2014 | 0 comments

http://images.detik.com/content/2014/01/20/1279/camera.jpgIlustrasi (gettyimages)
Biasanya, produk seperti kamera, lensa, aksesoris dijual oleh importir berlisensi, yang biasanya disebut distributor resmi, kemudian diedarkan melalui distribusi ke dealer/penjual eceran.

Produk dari grey market pasar abu-abu) tidak melalui jalan distribusi seperti ini, tapi melalui jalan lain, misalnya mengimpor langsung dari penjual atau pabrik yang berlokasi di luar negeri.

Kualitas produknya biasanya sama. Hanya saja, mungkin ada beberapa perbedaan seperti aksesoris, bahasa, kelengkapan. Ada yang nama produknya berbeda, misalnya di Jepang, Canon 650D dinamai KISS X7i, di Amerika namanya Rebel T5i.

Yang paling penting bagi pembeli adalah pelayanan purna jual seperti garansi. Biaya servis jika kamera rusak menjadi lebih mahal dan lambat daripada produk yang dijual secara resmi. Dalam beberapa kasus, pusat servis resmi dapat menolak untuk melakukan pelayanan terhadap produk yang dibeli dari grey market.

Produk grey market, bukan barang palsu. Perbedaannya, produk palsu memiliki komponen elektronik yang berbeda di dalamnya yang kualitasnya lebih rendah, sehingga cepat rusak atau kinerjanya lebih rendah daripada produk asli. Berhati-hatilah dan jangan tergiur dengan harga barang palsu yang terlalu rendah dan tidak masuk akal.

Ada satu istilah lagi yaitu produk black market (pasar gelap), biasanya ini mengacu pada produk yang diperoleh dengan cara yang tidak legal, misalnya barang selundupan atau pencurian.

Yang merupakan daya tarik terbesar produk dari grey market adalah harganya yang lebih murah yaitu sekitar 10%-30%. Produk yang dibeli melalui jalur seperti ini cenderung lebih murah karena tidak melalui jalur distribusi bertingkat (dimana setiap tingkatnya pedagang mengambil keuntungan). Harga produk resmi menjadi lebih tinggi juga karena adanya biaya operasi, iklan, tenaga kerja, sewa, dan sebagainya.

Selain itu, distributor di negara lain memiliki kebijakan harga produk yang berbeda-beda. Misalnya di Amerika Serikat dan Jepang sering ada promosi harga besar-besaran setiap musim tertentu, atau saat melakukan cuci gudang produk lama setelah produk baru dirilis. 

Menjual produk dengan jalur impor langsung merupakan hal yang lumrah dan cukup banyak dilakukan oleh penjual dan toko kamera. Ada beberapa alasan yang membuat mereka menjual dengan jalur ini. Misalnya distributor resmi tidak memenuhi permintaan produk, ataupun ingin meraih keuntungan dalam persaingan harga dengan toko-toko yang ada. 

Sebenarnya bukan menjadi masalah kalau toko menjual dengan jalur ini, asal toko jujur kepada pembeli tentang garansi dan asal produk tersebut. Masalahnya, seringkali ada penjual yang tidak jujur, misalnya mengaku bahwa produk tersebut bergaransi resmi, padahal kartu garansinya tiruan. Setelah di periksa serial nomornya, ternyata produk tersebut tidak terdaftar. 

Jika membeli produk dari grey market, biasanya tidak ada garansinya, atau waktu berlakunya bervariasi, dari 1 bulan ke 1 tahun. Jika produknya rusak, biasanya dikembalikan ke toko dan toko akan mencoba memperbaikinya. 

Jika penjualan toko tersebut cukup besar, biasanya toko memiliki teknisi khusus. Jika tidak, toko akan mengurusnya ke tempat servis lainnya, termasuk tempat servis resmi.


Yuk, belajar fotografi, editing dan ikut tur fotografi dengan infofotografi.com
Share this article :

No comments:

Post a Comment

 
Support : Chandra Optiandi || STMIK Amikom Yogyakarta
Copyright © 2014. Welcome,Reader! - All Rights Reserved
Template Modify By : Chandra Optiandi
Proudly Powered By : Blogger